RANCANG BANGUN HYDROPONIC SMART MINI GREENHOUSE DENGAN MONITORING WEBSITE BERBASIS INTERNET OF THINGS
Keywords:
Smart Mini Greenhouse, Raspberry Pi, Smart Hydroponic, Monitoring Website, ArduinoAbstract
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin besar berdampak pada meningkatnya kebutuhan lahan. Data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) menunjukkan bahwa lahan alih fungsi meningkat sekitar 700 hektar per tahun karena dikonversi menjadi lahan industri, pemukiman, dan jalan. Mayoritas pekerja aktif di Indonesia bekerja di sektor pertanian, yang menyebabkan penyusutan lahan yang berdampak pada ketersediaan pangan nasional dan berpotensi memicu krisis pangan. Politeknik ATMI Surakarta telah mengembangkan Smart Mini Greenhouse melalui program studi Mekatronika dengan tema "Rawat Bumi" untuk meningkatkan kelestarian lingkungan dan mengurangi krisis pangan. Smart Mini Greenhouse menggunakan sistem penanaman hidroponik, yaitu tanaman ditanam tanpa tanah menggunakan nutrisi berbasis air. Smart Mini Greenhouse menggunakan perangkat kontrol utama berupa Arduino Mega dan Raspberry Pi 3B+ sebagai user interface, Teknologi ini menerapkan Internet of Things (IoT) sebagai sistem monitoring dan kontrol mesin secara otomatis, yang memungkinkan pengguna untuk memantau pertumbuhan tanaman secara real-time dari mana pun. Dalam memonitoring keadaan tanaman dengan sistem hidroponik, Smart Mini Greenhouse menggunakan beberapa jenis sensor seperti TDS module sensor, sensor BME 280, sensor PH, dan HC-SR04 Ultrasonic Sensor. Smart Mini Greenhouse memiliki User Interface berupa Website yang menampilkan data-data monitoring dan fitur kontrol manual komponen seperti lampu growlight, pompa irigasi, kipas dan humidifier. Smart Mini Greenhouse telah diuji pembacaan sensor pH dan Nutrisi dengan nilai persentase error pembacaan sensor pH sebesar 1,70% dan pembacaan sensor TDS sebesar 1,86%. Pada setting kendali otomatis, batas toleransi minimal yang bisa
dicapai oleh sistem untuk mengatur kondisi basa sebesar 14% dan batas toleransi kondisi asam sebesar 20%. sedangkan untuk nutrisi, batas toleransi minimal yang bisa dicapai oleh sistem untuk mengatur nutrisi sebesar 17%.